Skandal
Fraud tidak hanya terjadi pada enron dan KAP Anderson tetapi juga terjadi pada
perusahaan Lain seperti :
·
Microstrategy,Inc Amerika serikat tahun 2000,
KAP PricewaterhouseCoopers,Modusnya mencatat penghasilan sebelum kontrak
ditandatangani,atau mencatat upfront fee sebagai pendapatan.
·
Computer Associates,Inc, KAP KPMG. CA secara
rutin menjaga pembukuannya terbuka untuk memasukkan penghasilan triwulan dari
kontrak yang akan dieksekusi pada triwulan yang akan datang.
·
Xerox Corp Amerika serikat, KAP KPMG . Xerox
memalsukan hasil finansila selama tahun 1997-200 dengan menggunakan beberapa
manuver akuntansi yang terkenal adalah pengakuan penghasilan dari sewa guna
mesin xerox. Xerox mencatat penghasilan seluruhnya pada periode kontrak
ditandatangani bukan sepanjang masa sewa.
·
Adelphia comunication Tahun 2002 KAP Deloitte
&Touche . Adelphia Kolaps bangkrut pada tahun 2002 setelah memuat dan
mengumumkan utanf USD 2,3 Miliar diluar neraca (Off-balance-Sheet)
·
Kmart Copr tahun 2002 KAP PWC. Tidak
mengungkapkan alasan pembelian persediaan berlebihan pada musim panas 2001 yang
berdampak pada likuiditas perusahaan.
·
Permalat SpA Italia tahun 2003 KAP Deloitte
& Touche . Tahun 1997 Permalat lompat ke pasar uang ,membiayai beberapa
akuisisi internasional dengan utang. Tapi tahun 2001 banyak divisi merugi, dan
pembiayaan permalat berubah besar menggunakan derivarif, dengan tujuan
menyembunyikan kerugian dan utangnya. Februari 2003 CFO, Fausto Tonna tanpa
disangka mengumumkan obligasi baru 500 Juta euro yang mengejutkan pasar dan
CEO.Bank of America sebagai banknya permalat melaporkan dokumen 3,95 miliar
direkening Bonlat’s sebagai palsu (Forgery).
Standar profesi auditor
intern ( the international professional practice framework atau IPPF) dari the
Institute of internal Audit, auditor intern diharuskan:
1.
Memiliki pengetahuan yang cukup untuk
mengavaluasi risiko fraud ,tetapi auditor intern tidak dapat diharapkan
memiliki keahlian seperti orang yang memiliki tanggung jawab utama mendeteksi
dan menginvestigasi Fraud.
2.
Melaksanakan kecermatan due profesional care
yaitu kecermatand an keahlian yang diharapkan ada pada auditor yang kompeten
dan hati-hati untuk memperhatikan probabilitas adanya fraud.
3.
Memasukkan probabilitas adanya fraud ,kekeliruan
yang signifikan ,ketidakpatuhan dan ekposur yang lain dalam menyusun tujuan
penugasan.
4.
Mengevaluasi keefektifan dan harus berkontribusi
untuk memperbaiki proses manajemen risiko termasuk mengevaluasi potensi
keterjadian fraud dan bagaimana organisasi mengelola risiko fraud tersebut.
Manajemen dengansegala cara
menginginkan kinerjanya dinilai baik,kondisi tidak sehat seringkali ditutupi
oleh manajemen dengan menampilakan atau melaporkan kinerja keuangan tetap baik.
Akibat kondisi seperti itulah manajemen biasanya berkolusi dengan akuntan agar
kinerjanya tetap dinilai baik dimata investor, pemilik atau pihak kepentingan
lainnya sehingga melakukan Financial
Number Game (Permainan angka yang akan membawa pembaca laporan keuangan
menilai laporan keuangannya baik.
Jenis –jenis financial number game dan definisinya:
A.
Fraud
laporan keuangan (fraudelent financial
reporting): penyajian keliru (misstatement) yang disengaja atau penyembunyian
(omnmision) atas suatu angka atau pengungkapan didalam laporan keuangan yang
bertujuan memperdaya pengguna keuangan.
Sebabnya :
·
Mendorong
investasi melalui pelepasan saham atau memikat investor untuk membelis saham
dengan harga premium.
·
Menunjukan
EPS
·
Menutupi ketidak
mempuan menghasilkan kas yang baik
·
Menghilangkan
perpektif negatif oraganisasi dan memenuhi harapan pasar
·
Borrowing
cost effect : mendapatkan pembiayaan.
B.
Earning
management : Manipulasi laba secara aktif untuk suatu target yang sudah
ditentukan sebelumnya untuk suatu proyeksi keuangan yang sudah dibuat, atau
untuk mendapatkan suatu angka yang konsisten dengan arus dan trend laba yang
tidak fluktuatif dan lebih berkelanjutan.
C.
Aggressive
Accounting : Pemilihan dan penerapan prinsip akuntansi yang bertujuan agar laba
tahun berjalan lebih tinggi terlepas apakah praktik tersebut sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umu atau tidak.
D.
Income
smoothing : suatu bentuk earning management yang didesain untuk menghuilangkan aliran laba yang
fluktuatif,termasuk cara-cara untuk mereduksi dan menyimpan laba pada saat
kinerja keuangan sedang membaik agar laba tersebut bisa dimanfaatkan pada saat kinerja keuangan sedang menurun.
E.
Creative
accounting :setiap langkah yang digunakan untuk memainkan angka-angka laporan
keuangan yang mencakup aggresive accounting, fraudelent financial
reporting,income smoothing dan earning management.
F.
Financial
shenigans :tindakan bertujuan mendistorsi kinerja dan kondisi keuangan
perusahaan :
·
Mencatat
penghasilan tertalu segera
·
Mencatat
penghasilan palsu
·
Memperbesar
pendapatan denganlaba sesaat
·
Menggeser
beban tahun berjalan ke periode sesudah atau sebelumnya
·
Tidak
mengungkapkan liabilitas secara cukup
·
Menggeser
pendapatan tahun berjalan ke periode sesudahnya
·
Menggeser
beban yang ditangguhkan ke periode tahun berjalan.
G.
Window
Dressing : suatu perbuatan atau kejadian
Yang membuat seolah-oalah sesuatu nampak atraktif.
Sumber : Pranata, Diaz.Fraud Auditing
& Investigation.Mitra Wacana Media